Profil Desa Kebonsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Kebonsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Kebonsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen. Ungkap potensi wisata religi makam Syeh Abdul Awwal, data demografi terbaru, denyut ekonomi, serta tata kelola pemerintahan desa yang dinamis dan bersejarah.
-
Pusat Wisata Religi
Desa ini merupakan rumah bagi Makam Syeh Abdul Awwal, seorang tokoh ulama yang dihormati, menjadikannya destinasi ziarah utama di Kebumen, terutama saat perayaan Haul tahunan.
-
Pemerintahan Adaptif
Di bawah kepemimpinan yang relatif baru, pemerintah desa menunjukkan komitmen pada transparansi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan berpegang pada motto "Maju, Berkah, Jaya" untuk pembangunan.
-
Warisan Sejarah Diponegoro
Memiliki akar sejarah yang kuat, dengan cerita lisan yang mengaitkan asal-usul beberapa dusun dengan para pengikut Pangeran Diponegoro, memberikan lapisan daya tarik historis yang unik.

Terletak di bagian utara dari pusat denyut Kecamatan Petanahan, Desa Kebonsari hadir sebagai sebuah wilayah yang memadukan ketenangan pedesaan dengan potensi spiritual dan kesejarahan yang kuat. Jauh dari hiruk pikuk kota, desa ini menyimpan daya tarik unik yang berpusat pada wisata religi dan warisan masa lalu, sembari terus bergerak maju di bawah tata kelola pemerintahan yang adaptif. Dengan motto "Maju, Berkah, Jaya", Desa Kebonsari berupaya mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kebumen.
Desa ini menjadi bukti bahwa sebuah wilayah tidak harus bergantung pada industri masif untuk memiliki identitas. Melalui pengelolaan potensi lokal yang cermat, Kebonsari menawarkan sebuah narasi tentang bagaimana sejarah, spiritualitas dan kehidupan agraris dapat berjalan beriringan, menciptakan sebuah komunitas yang kokoh dan berkarakter. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Kebonsari, dari letak geografisnya yang strategis hingga denyut nadi kehidupan sosial dan ekonominya.
Geografi dan Demografi Wilayah
Desa Kebonsari merupakan salah satu dari 21 desa yang berada di bawah naungan administrasi Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, desa ini menempati posisi strategis di sisi utara kecamatan, menjadikannya salah satu gerbang masuk ke wilayah Petanahan dari arah utara. Berdasarkan data yang terhimpun, luas wilayah Desa Kebonsari yakni 0,938 kilometer persegi.
Letaknya yang tidak jauh dari jalan raya utama memberikan aksesibilitas yang memadai bagi warganya untuk terhubung dengan pusat kecamatan maupun pusat Kabupaten Kebumen. Kode Pos untuk wilayah ini ialah 54382, dengan Kode Wilayah Administrasi dari Kementerian Dalam Negeri tercatat pada nomor 33.05.04.2009.
Adapun batas-batas administratif Kecamatan Petanahan yang melingkupi Desa Kebonsari ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Sruweng dan Kecamatan Adimulyo
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Klirong
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Puring
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Samudera Hindia
Hingga data terakhir, jumlah penduduk Desa Kebonsari tercatat sebanyak 1.418 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.511 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat pemukiman yang cukup padat untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan sebuah komunitas yang hidup dan terus berkembang dari generasi ke generasi. Komposisi penduduk yang dinamis ini menjadi modal sosial yang penting bagi pembangunan desa di berbagai sektor.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Roda pemerintahan Desa Kebonsari bergerak di bawah kepemimpinan Kepala Desa Hojali, yang dilantik secara resmi oleh Bupati Kebumen pada 10 Juni 2021. Pelantikan ini merupakan hasil dari proses Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu (PAW) yang diselenggarakan untuk mengisi kekosongan jabatan pasca wafatnya kepala desa sebelumnya, Bambang Supriyanto, pada Oktober 2020. Kepemimpinan Hojali diharapkan dapat melanjutkan agenda pembangunan yang telah dirintis sekaligus membawa inovasi baru bagi kemajuan desa.
Pemerintah Desa Kebonsari, yang beralamat di Dukuh Kebonan RT 06/RW 01, secara aktif menjalankan fungsi administrasi dan pelayanan publik. Hal ini tercermin dari keberadaan situs web resmi desa yang dikelola sebagai media informasi dan transparansi. Melalui platform digital tersebut, pemerintah desa mempublikasikan berbagai kegiatan, laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), serta informasi penting lainnya. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah desa dalam menerapkan prinsip tata kelola yang baik (good governance), transparan, dan akuntabel kepada masyarakat.
Visi, misi, dan motto desa "Maju, Berkah, Jaya" bukan sekadar slogan, melainkan kerangka kerja yang menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahunan. Motto yang merupakan sumbangsih dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Purwokerto pada tahun 2019 ini diadopsi sebagai semangat bersama untuk mendorong percepatan pembangunan yang berorientasi pada kemajuan ekonomi, keberkahan sosial, dan kejayaan desa di masa depan.
Potensi Ekonomi dan Pembangunan
Perekonomian Desa Kebonsari pada dasarnya ditopang oleh sektor agraris, sebagaimana karakteristik umum wilayah pedesaan di Kabupaten Kebumen. Lahan pertanian yang ada dimanfaatkan oleh warga untuk menanam padi dan tanaman palawija lainnya, yang hasilnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan subsisten tetapi juga untuk dijual ke pasar lokal. Sektor ini menjadi tulang punggung yang menopang kehidupan sebagian besar penduduk desa.
Di luar pertanian, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai menunjukkan potensinya, meskipun belum menjadi penggerak utama. Berbagai usaha rumahan di bidang kuliner dan kerajinan tersebar di Kecamatan Petanahan. Diperlukan identifikasi dan pengembangan lebih lanjut untuk menemukan produk unggulan yang khas dari Desa Kebonsari. Pembinaan dan fasilitasi dari pemerintah desa maupun kabupaten akan menjadi kunci untuk meningkatkan skala usaha para pelaku UMKM, mulai dari bantuan permodalan, pelatihan manajemen, hingga strategi pemasaran digital.
Pembangunan infrastruktur dasar juga terus menjadi prioritas. Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) dan sumber pendanaan lainnya diarahkan untuk perbaikan jalan lingkungan, pemeliharaan saluran irigasi untuk menunjang sektor pertanian, serta peningkatan fasilitas publik lainnya. Keberadaan lembaga pendidikan seperti SD Negeri Kebonsari menjadi pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul sebagai fondasi pembangunan jangka panjang.
Daya Tarik Wisata Religi dan Kesejarahan
Keistimewaan utama yang menjadi identitas dan daya tarik paling menonjol dari Desa Kebonsari ialah keberadaan makam Syeh Abdul Awwal. Kompleks pemakaman ini telah lama dikenal sebagai destinasi wisata religi penting di Kabupaten Kebumen. Sosok Syeh Abdul Awwal dihormati sebagai seorang ulama besar dan tokoh penyebar agama Islam di wilayah ini, sehingga makamnya tidak pernah sepi dari peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Puncak keramaian terjadi saat penyelenggaraan acara Haul Syeh Abdul Awwal, yang rutin diadakan setiap tahun. Acara ini menjadi magnet spiritual yang menarik ribuan orang untuk datang, berdoa, dan mencari berkah. Bahkan, pejabat tinggi daerah seperti Bupati Kebumen turut hadir dalam perhelatan akbar ini, menunjukkan pengakuan resmi pemerintah terhadap pentingnya situs ini sebagai warisan budaya dan spiritual. Potensi ini, jika dikelola secara profesional, dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Pengembangan fasilitas penunjang seperti area parkir yang representatif, pusat informasi, serta penataan pedagang lokal dapat meningkatkan pengalaman peziarah sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
Selain aspek religi, Desa Kebonsari juga memiliki lapisan sejarah yang kaya. Menurut catatan sejarah lisan yang diwariskan turun-temurun, desa ini dulunya merupakan bagian dari wilayah Desa Tegalarum yang kemudian dimekarkan pada era kolonial. Lebih jauh lagi, beberapa dusun di Kebonsari diyakini memiliki kaitan erat dengan para pengikut Pangeran Diponegoro yang memilih wilayah tersebut sebagai tempat menetap pasca-perang. Nama-nama tokoh seperti Simbah Cokroningrat, Simbah Gupito, dan Simbah Dalang disebut-sebut sebagai cikal bakal penduduk di beberapa wilayah dusun. Warisan narasi sejarah ini merupakan aset tak ternilai yang dapat dikemas menjadi daya tarik wisata edukasi sejarah, melengkapi potensi wisata religi yang sudah ada.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kebonsari sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini tercermin dalam berbagai aktivitas komunal, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga partisipasi aktif dalam acara-acara desa seperti perayaan hari besar keagamaan dan nasional. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan musala menjadi perekat ikatan sosial antarwarga.
Acara Haul Syeh Abdul Awwal tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga menjadi ajang sosial dan budaya yang penting. Momen ini menjadi ruang silaturahmi massal, tempat bertemunya sanak saudara dan kerabat dari berbagai penjuru. Di sisi lain, desa ini juga menyimpan kearifan lokal dan mitos yang dihormati oleh sebagian masyarakat, seperti pantangan membunyikan gong di salah satu dusun, yang menambah khazanah budaya tak benda di Desa Kebonsari.
Dengan terus menjaga harmoni antara tradisi dan modernitas, Desa Kebonsari berpotensi menjadi desa yang tidak hanya maju secara fisik dan ekonomi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya yang diwariskan sebagai fondasi karakter masyarakatnya.